Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa
sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah
mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan sangat rendahnya kandungan
karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk memperoleh produktivitas
optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 5%. Dengan pemberian bahan organik ke
areal persawahan akan mengoptimalkan produktivitas yang diharapkan.
Bahan organik adalah:
Bahan yang berasal dari limbah tanaman, kotoran hewan atau
hasil pengomposan seperti kotoran sapi, kotoran ayam, jerami atau sisa tanaman
lain, pupuk hijau dan hasil pemangkasan tanaman kacang-kacangan.
Kegunaan
Bahan Organik :
-
Meningkatkan
kesuburan dan kandungan karbon organik tanah.
-
Memberikan
tambahan hara.
-
Meningkatkan
aktifitas jasad renik.
-
Memperbaiki
sifat fisik tanah.
-
Mempertahankan
perputaran unsur hara dalam sistem tanah – tanaman.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar/ seluruhnya
terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman/hewan yg telah melalui
proses rekayasa, dapat berbentuk padat dan cair yg digunakan untuk mensuplai bahan
organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Cara
Penggunaan Pupuk Organik
Pupuk organik disebar merata diatas
hamparan sawah, dua minggu sebelum pengolahan tanah.
- Kombinasikan pengunaan bahan organik dan pupuk anorganik agar dapat diperoleh hasil panen dan keuntungan yang tinggi.
- Manfaatkan sumber-sumber bahan organik dan pupuk kandang tersedia.
- Penggunaan bahan organik sering tidak memberikan keuntungan apabila harus diperoleh dengan cara dibeli dari luar usahatani setempat.
Catatan : Pembuatan
kompos jerami dengan Promi, atau menggunakan Herbisida/ zat kimia yang
disemprotkan ke singgang atau gulma yang tumbuh agar supaya jerami (singgang)
cepat melapuk. Dosis herbisida (polaris) 5 l/Ha.
Menurut Arifin et al.
(1993) pemberian 5.0 t/Ha jerami dapat menghemat pemakaian pupuk KCl sebesar
100 Kg/Ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar