Rabu, 21 Agustus 2013

PERTANIAN ORGANIK MENGHINDARI RESIDU PESTISIDA SINTETIS



          Dalam sistem pertanian konvensional sekarang ini, ketergantungan pelaku utama akan pestisida sintetis sudah tak terelakkan lagi. Tidak jarang ditemukan dilapangan bahwa pemakaian pestisida sintetis oleh pelaku utama di gunakan melebihi dosis yang dianjurkan. Mereka beranggapan bahwa menggunakan pestisida sintetis melebihi dosis anjuran akan sangat memberikan pengaruh nyata di lahan usaha taninya dibanding pemakaian dosis anjuran. Padahal sebenarnya itu tidak benar adanya! Pemakaian pestisida yang tidak bijaksana seperti itu, akan mengakibatkan hama menjadi kebal (Resisten), peledakan hama baru (Resurjensi), terbunuhnya musuh alami, penumpukan residu bahan kimia didalam hasil panen, pencemaran lingkungan oleh sisa racun kimia dan kecelakaan bagi pengguna.

            Penggunaan pestisida sintetis pada umumnya kurang aman karena dapat merugikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Bahan kimia bisa menjadi pemicu timbulnya kanker seperti gas limbah dari kendaraan bermotor, pabrik, dan rumah tangga. Pencemaran lingkungan oleh sisa racun kimia dan penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, bisa menjadi pemicu timbulnya berbagai macam penyakit.  Di tahun 1900, sekitar 10 sampai 15 persen orang Amerika mati karena penyakit jantung dan stroke (dan banyak di antaranya adalah karena penyakit jantung rematik). Kini sudah 45 persen. Waktu itu, kurang dari 6 persen mati karena kanker, sementara sekarang gambarannya melebihi 25 persen. (Hans Diehl. sehat dan Kuat.Indonesia Publishing House, Bandung. 2011)


           Pestisida kimia (sintetis) merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pestisida kimia bersifat polutan sehingga dapat menyebar radikal bebas yang mengakibatkan kerusakan organ tubuh, mutasi gen dan gangguan susunan saraf pusat. Jika pestisida yang di semprotkan ketanaman akan masuk dan meresap kedalam sel-sel tumbuhan, termasuk kebagian akar, batang, daun dan buah. Jika buah atau daun ini termakan oleh manusia maka racun atau residu bahan kimia beracun ikut masuk kedalam tubuh manusia. (Mediantie soenandar & heru Tjachjono. Membuat Pestisida Organik. Agro Media, jakarta Selatan.2012).

            Untuk itu kami selaku Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) terus ber upaya memperkenalkan sistem budidaya tanaman secara organik, agar dikenal dan digalakkan oleh masyarakat secara luas. Sistem pertanian Organik menjadi tren dan terus berkembang karena dapat menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat untuk dikonsumsi. Secara fisik, penampilan produk organik tidak berbeda dengan produk non-organik, tetapi kualitas produk organik jauh lebih baik dibanding dengan produk non-organik.

Kesehatan tubuh sangat bergantung pada makanan yang di konsumsi. Dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, seperti buah dan sayuran organik secara rutin dapat mengurangi resiko  terserang kanker serta penyakit-penyakit berbahaya lainnya. Buah dan sayuran organik  yang tidak mengandung residu  pestisida sintetis akan sangat baik bagi tubuh manusia, karena kandungan zat antioksidan lebih banyak, khususnya kandungan fenol dan asam salisilat. Zat antioksidan adalah zat yang mampu mematikan zat lain yang membuat sel-sel menjadi rapuh dan mampu memperbaiki sel yang rusak. Zat ini terbukti bisa meracuni secara langsung sel-sel tumor/kanker.(Lina Mardiana. Mencengah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat. Penebar Swadaya, Jakarta. 2009)
Namun kendala utama yang dihadapi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman. Seperti yang kita bahasa di awal, untuk menanggulangi serangan hama ini, pestisida sintetis selalu menjadi pilihan utama bagi pelaku utama (petani). Dengan aplikasi pestisida sintetis ini pada akhirnya akan menimbulkan residu dan kerusakan lingkungan. Sementara dalam sistem pertanian organik penggunaan pupuk dan pestisida kimia tidak diperbolehkan.
Umumnya, pupuk yang digunakan dalam pertanian organik adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan, seperti ayam, kambing, domba, sapi, dan kerbau. Sedangkan pestisida yang yang digunakan terambil dari bahan-bahan nabati atau tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita, misalnya : bunga krisam, daun sirsak, buaj mojo, bawang putih, sereh dan lain-lain sebagainya. Reader bisa membuka daftar entri blog saya berjudul Nimba Vs Mindi, untuk meramu PESNAB(Pestisida Nabati) jika tanaman yang dibudidayakan terserang oleh OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).

Sifat bahan Nabati pada umumnya mudah terurai di alam sehingga residunya tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan manusia. Sebagai contoh, Piretrin (bahan aktif dari bunga piretrum yang digunakan sebagai insektida nabati) merupakan zat yang cepat terdegradasi di alam, khususnya apabila terkena sinar matahari sehingga zat ini tidak persisten baik di lingkungan maupun pada bahan makanan. Sedangkan tanaman Neem /Nimba/Mimba (Azadiractha Indica Juss) lebih luas lagi penggunaannya, selain bisa dijadikan insektisida, dapat juga berfungsi sebagai bakterisida, fungisida, acarisida, nematisida dan virisida. Tumbuhan Neem ini dapat juga dijadikan obat herbal bagi manusia, seperti mengobati berbagai macam kanker, Diabetes, perawatan gigi, penyakit kulit, maag, dan lain sebagainya.




Selain Nimba, pilihan lain yang dapat di gunakan sebagai PESNAB adalah minyak bawang putih, minyak bawang putih ini dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran serangga (repelen) yang efektif. Untuk membuat larutan pekat, umbi bawang putih ditumbuk halus.




Lalu direndam ke dalam minyak tanah dengan perbandingan 1 bagian  umbi bawang putih  2 bagian mintak tanah. Campuran ini di endapkan selama 24 jam atau lebih. Kemudian di saring dengan kain halus.


Larutan ini dapat disimpan lebih lama dalam botol tertutup. Jika ingin menyemprot, campurkan 3 sendok teh minyak bawang putih kedalam air 1 liter ditambah dengan 2 sendok teh sabun cair. Fungsi sabun cair ini adalah sebagai perekat PESNAB ke seluruh bagian tanaman.



            Nah, dengan sistem pertanian Organik yang menggunakan bahan-bahan nabati / alami disekitar kita. Pola hidup sehat dapat kita peroleh dan terhindar dari  serangan berbagai macam penyakit. Tubuh sehat, keluarga pun bahagia!!!!

Written by ABIGAIL LOMO,  SP
PPL DESA SIDOREJO Agust-13